Sumber: freepik.com

Aqiqah adalah salah satu syariat Islam yang berkaitan dengan kelahiran anak. Aqiqah, yang dilakukan dalam agama Islam, adalah cara untuk menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran seorang anak dengan menyembelih hewan, biasanya kambing atau domba, pada hari ketujuh setelah kelahiran. Meskipun hukumnya sama, pelaksanaan aqiqah di berbagai negara muslim memiliki cara yang berbeda. Dalam artikel ini, tradisi aqiqah bervariasi di berbagai negara, menunjukkan kekayaan budaya dalam konteks Islam.

Aqiqah: Hukum dan Dasar Syariat

Secara syariat, aqiqah dianjurkan (sunnah muakkadah) berdasarkan hadis Rasulullah ﷺ:

“Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, yang disembelih untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama.”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Secara umum, untuk anak laki-laki disunnahkan menyembelih dua ekor kambing, sedangkan untuk anak perempuan satu ekor kambing.

 

 

Tradisi Aqiqah di Berbagai Negara Muslim

  1. Indonesia: Tasyakuran dan Santunan Sosial

Sumber: shutterstock.com

Di Indonesia, aqiqah biasanya disertai dengan tasyakuran dan doa bersama. Hewan aqiqah biasanya dimasak terlebih dahulu, biasanya dalam bentuk gulai, sate, atau semur. Selain itu, banyak keluarga memanfaatkan momen aqiqah untuk memberi bantuan kepada yatim piatu dan fakir miskin.

Identitas budaya:

  • Bacaan doa dan shalawat
  • Pemberian nasi kotak kepada tetangga
  • Cinderamata untuk tamu, seperti makanan ringan atau tasbih
  1. Arab Saudi: Langsung Daging Mentah ke Fakir Miskin

Sumber: freepik.com

Aqiqah di Arab Saudi biasanya dilakukan dengan menyembelih kambing dan membagikan dagingnya secara langsung kepada lembaga zakat atau fakir miskin. Prosesnya lebih sederhana, tanpa pesta atau tasyakuran.

Ciri khas budaya:

  • Daging diberikan mentah
  • Tidak ada acara khusus atau konsumsi bersama
  • Penekanan pada distribusi amal
  1. Mesir: Tradisi Masakan Khusus dan Sedekah

Sumber: learnreligions.com

Selain menyembelih hewan untuk aqiqah, di negara Mesir sering memasak hidangan tradisional seperti fattah, yang merupakan nasi dan roti dengan kuah daging. Mereka juga mengundang tetangga dan keluarga besar untuk makan bersama, serta menyisihkan sebagian daging untuk orang miskin.
Ciri khas budaya:

  • Sajian aqiqah tradisional
  • Acara makan bersama keluarga besar
  • Pembagian makanan ke masjid atau orang miskin di lingkungan sekitar

 

  1. Pakistan dan India: Doa Bersama dan Pembacaan Al-Qur’an

Sumber: istock.com

Di wilayah Asia Selatan seperti Pakista dan India, aqiqah biasanya dilakukan dengan acara makan bersama dan doa bersama (du’a khatam al-Qur’an). Kadang-kadang juga dibarengi dengan pembacaan Milad Nabi atau shalawat, yang meningkatkan nilai spiritual dan keluarga.

Ciri khas budaya:

  • Hidangan besar seperti biryani
  • Upacara keagamaan dan tausiyah
  • Daging dibagikan ke panti asuhan

 

  1. Turki: Aqiqah Sambil Beramal Sosial

Sumber: sat7uk.org

Meskipun masyarakat umum di Turki tidak terlalu menyukai tradisi aqiqah, ia mulai bangkit kembali. Aqiqah biasanya diberikan kepada lembaga kemanusiaan, yang menyembelih hewan dan membagikannya ke wilayah miskin di seluruh negara.
Ciri khas budaya:

  • Dilakukan dengan filantropis
  • Daging dibagikan kepada orang yang mengungsi atau di daerah konflik.
  • Dikelola oleh organisasi non-profit Islam

Refleksi Budaya dalam Syariat

Perbedaan-perbedaan ini menunjukkan betapa fleksibelnya Islam dalam melaksanakan ibadah sosial seperti aqiqah. Meskipun prinsip-prinsip hukum tetap ada, nilai-nilai lokal menyertainya:

  • Budaya makan bersama menunjukkan nilai kekeluargaan.
  • Santunan sosial menekankan empati dan keadilan.
  • Doa dan dzikir meningkatkan aspek spiritual.
  • Akibatnya, aqiqah menjadi lebih dari sekadar ibadah; itu menjadi alat untuk silaturahmi, kolaborasi sosial, dan ekspresi budaya Islami.

Penutup

Aqiqah adalah ibadah yang penuh makna, dan tradisi di berbagai negara muslim menunjukkan bahwa Islam dapat tetap relevan dalam berbagai konteks budaya. Banyak cara untuk menunjukkan rasa syukur dan kepedulian, mulai dari gulai kambing di Indonesia hingga daging mentah di Arab Saudi, dari doa bersama di Pakistan hingga pengiriman hewan ke pengungsi di Afrika oleh lembaga Turki. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari keragaman ini dan menjadikan aqiqah sebagai waktu untuk berbagi berkah dengan sesama.

Penulis: Silmi Fitriani