Aqiqah Al Hilal – Kelahiran buah hati tentu membawa kebahagiaan, ada satu rangkaian dalam islam ketika menyambut kelahiran si kecil yaitu dengan Aqiqah, Aqiqah sendiri dapat di artikan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran bayu, rasa syukur itu di lakukan dengan memotong kambing lalu di bagikan kepada saudara, tetangga atau kepada mereka yang membutuhkan, aqiqah terkadang selalu di indentikan seperti pemotongan hewan Qurban saat hari raya Idul Adha, namun tentu niat dan tata cara pelaksanaanya terdapat perbedaan.
Lalu bagaimana tata cara melakukan aqiqah agar waktu serta budget terlaksanakan dengan baik, maka dari itu saat sudah meniatkan untuk mengaqiqahi buah hati, ada hal yang perlu di perhatikan yaitu jumlah kambing akan di sembelih, sesuai dengan hadist yang telah di riwayatkan yang berbunyi:
“Siapa dari kalian yang suka menyembelih atas kelahiran anak maka lakukanlah, anak laki dua ekor kambing yang cukup syarat, anak wanita dengan satu ekor” (HR Ahmad, Abu Dawun, An-Nasaa-i)
Sesungguhnya tata cara pelaksanaan aqiqah antara buah hati laki-laki dan perempuan sama saja, hal yang membedakan hanyalah pada jumlah hewan yang akan di sembelih, pada anak laki laki harus berjumlah dua ekor kambin atau keduanya mirip (sama usianya, sama jenisnya, dan sama ukurannya) Namun ketika tidak sama persis minimal harus mirip setidaknya, sedangkan untuk anak perempuan hanya jumlah hewan aqiqah yaitu satu kambing saja.
Namun ada pertanyaan “Apakah boleh ingin beraqiqah selain hewan kambing?” Sebenarnya boleh-boleh saja seperti sapi atau unta namun dengan syarat hanya 1 unta atau 1 sapi untuk 1 orang anak saja, namun banyak ulama yang berpendapat dengan dalil Rasulullah SAW hanya memperbolehkan kambing saja, ketika menyembelih ada hal yang harus di perhatikan benar-benar yakni tidak mematahkan tulang dari sembelihan dengan hikmah yang terkandung yaitu tafa’ul atau berharap akan keselamatan tubuh serta anggota badan dari anak tersebut.
Lalu setelah proses penyembelihan selesai hewan aqiqah harus di bagikan ke tetangga, saudara-saudara, serta kepada mereka yang membutuhkan lalu jangan sampai telewat mencukur rambut si kecil serta memberikan nama yang terbaik sebagaimana sabda Nabi SAW. Di kutip dalam islam setelah selesai memotong rambut lalu di lanjutkan dengan memasukan sesuatu yang manis ke dalam mulut bayi. Para sahabat Rasulullah selalu memiliki kebiasaan tersebut dan setelahnya langsung di bawa ke hadapatan Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW kemudia memerintahkan untuk ambilkna kurma lalu mengunyahnya sampai halus, setelah halus diambil sedikit dari mulutnya lalu memberikannya kepada mulut bayi dengan cara menyentuh langit-langit mulut bayi sehingga akan langsung di lahap, gula atau makanan manis hal ini di yakini memiliki karbohidrat atau glukosa dimana hal itu merupakan sumber kekuatan fisik.Sunnah ini lalu di teruskan oleh umat muslim yang berisi tentang mentahnikkan bayi pada ulama.