Melaksanakan Aqiqah adalah salah satu bentuk rasa syukur orangtua terhadap kelahiran buah hatinya, tidak hanya melaksanakan berbagai rangkaian dalam pelaksanaan Aqiqah saja, tentu terdapat beberapa ketentuan dan tata cara dalam pembagian daging Aqiqah. Tentu, membagi daging Aqiqah harus sesuai dengan hukum Islam yang baik dan benar, agar pelaksanaan Aqiqah pun dilaksanakan dengan keridhoan Allah SWT. InsyaAllah. Lantas, bolehkah orang tua yang mengaqiqah-kan buah hatinya membagikan daging Aqiqah dalam keadaan mentah?
Ayah&Bunda, ketentuan tentang bagaimana kita membagikan Daging Aqiqah masih dalam keadaan mentah tidak diatur dalam hukum syariat Islam. Artinya, syarat memberikan kebebasan apakan daging mentah tidak terpatok dalam hal tersebut. tetapi, perlu kita ketahui, jika tidak ada halangan apapun pelaksanaan penyembelihan hewan Aqiqah lebih baik dilaksanakan pada hari ke-7 setelah buah hati lahir ke Dunia.
Walaupun dalam Syariat Islam membagikan daging mentah dari hewan Aqiqah tidak ditentukan, setiap orang yang datang diajak berbahagia menyambut kehadiran buah hati dari tuan rumah. Sehingga, Aqiqah yang dilaksanakan selalu dalam keadaan yang sudah dimasak bukan? Apakah Ayah&Bunda pernah melihat daging Aqiqah yang dibagikan oleh tuan rumah masih dalam keadaan mentah?
Maka dari itu, Pembagian daging aqiqah dalam kondisi matang atau siap saji bersifat pilihan. Pembagian daging aqiqah juga dapat dilakukan dalam bentuk daging segar sebelum dimasak sebagaimana keterangan dalam mazhab Syafi’I yang berbunyi:
قَوْلُهُ (لَكِنْ لَا يَجِبُ التَّصَدُّقُ إلَخْ) أَيْ وَلَوْ كَانَتْ مَنْذُورَةً م ر أَيْ بَلْ هُوَ مُخَيَّرٌ بَيْنَ التَّصَدُّقِ بِالنِّيءِ، وَالْمَطْبُوخِ
“(Tetapi tidak wajib disedekahkan…dan seterusnya) sekalipun itu dinadzarkan sebagaimana keterangan Syekh M Ramli. Ia boleh memilih antara menyedekahkannya dalam keadaan daging segar (daging mentah) dan dalam kondisi matang,”