Sumber: freepik.com
Anak yang percaya diri tidak dihasilkan dari fasilitas tanpa batas atau pujian tanpa henti. Rasa aman, dihargai, dan didukung di rumah menumbuhkan kepercayaan diri. Dan siapa yang bertanggung jawab atas pembentukan fondasi utama itu? Orang dewasa Bukan pendidik, perangkat, atau lingkungan, tetapi ayah dan ibu.
Jadi, apa yang dilakukan orang tua untuk membangun anak yang percaya diri? Jawabannya adalah sebagai berikut:
- Memberi Kesempatan Anak untuk Mencoba (Tanpa Langsung Dibantu)
Anak-anak membutuhkan waktu untuk belajar dari kesalahan. Anak-anak menjadi ragu-ragu tentang kemampuan mereka ketika orang tua selalu tergesa-gesa untuk membantu. Ketika anak tahu, “Aku bisa mencoba, gagal, lalu belajar lagi,” mereka menjadi lebih percaya diri.
- Mengapresiasi Proses, Bukan Hanya Hasil
“Wah, kamu hebat berani menampilkan diri, walaupun belum juara!”
Pujian seperti ini meningkatkan kepercayaan diri anak karena mereka merasa bahwa upaya mereka dihargai, bukan hanya hasilnya. Anak-anak termotivasi karena keinginan untuk berkembang, bukan karena ingin “sempurna”.
- Tidak Membandingkan dengan Anak Lain
“Lihat tuh kakakmu bisa, masa kamu enggak?”
Kata-kata seperti ini tentang rencana dapat mengurangi kepercayaan diri anak. Anak-anak selalu merasa tidak cukup. Setiap anak tumbuh dengan cara yang unik. Anak yang diterima dengan baik oleh orang tuanya mendorong mereka untuk mencintai diri mereka sendiri.
- Konsisten Menjadi Pendengar yang Baik
Anak-anak yang merasa didengarkan akan merasa dihargai, dan mereka yang merasa dihargai akan memiliki keyakinan yang lebih besar pada nilai mereka sendiri. Salah satu tindakan kecil yang dapat memiliki dampak yang signifikan adalah menghentikan perangkat saat anak bicara.
- Memberi Contoh Keberanian dan Ketulusan
Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat, bukan dari kata-kata. Saat orang tua berani minta maaf, mencoba hal-hal baru, atau jujur tentang kesalahan mereka, anak-anak juga belajar bahwa keberanian dan kepercayaan diri tidak datang dari kesempurnaan.
Dalil yang Menguatkan
Orang tua dianjurkan oleh agama Islam untuk memperhatikan pendidikan dan perkembangan anak mereka dengan cara yang penuh kasih sayang, sabar, dan sadar.
Rasulullah ﷺ bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam surah QS. At-Tahrim: 6 pun menegaskan pentingnya memperhatikan keluarga
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
Kedua dalil ini menegaskan bahwa mendidik anak adalah tugas spiritual dan duniawi.
Penutup
Kepercayaan diri anak adalah hasil dari pola asuh yang sadar. Dengan menjadi orang tua yang mendukung, menghargai proses, dan menerima anak tanpa syarat, kita sedang membangun kepercayaan yang akan dibawa oleh anak sepanjang hidup mereka. Karena anak yang percaya diri berani tampil dan menjadi yang terbaik dari dirinya sendiri.
Penulis: Silmi Fitriani